-->

DiDUKUNG

Ramadhan 25

"Assalamualaikum..." ucap seorang laki-laki diikuti perempuan manis dibelakangnya
"Waalaikumussalam" jawab seseorang dari dalam, dengan langkah tergesa ia keluar untuk menemui sang tamu.
"Maaf, benar ya.. ini tempat yang mengadakan kegiatan pesantren IT?"
"Oh..iya betul. Ini peserta dari mana?"
"Dari desa sebelah kog gak jauh-jauh, Oh ya kog ndak ada tanda-tanda sama sekali tadi sempat bolak-balik nyari tempatnya"
"Oh iya,,maaf soalnya semua persiapannya ndadak, jadi belum sempat buat"
"Mari silakan masuk, mbak nya ini kan yang ikut"
"Iya,,,"jawab gadis itu dengan diiringi anggukannya, lalu seditik kemudian ia berpaling menghadap seorang laki-laki di sampingnya, mengucapkan kata perpisahan.
"Mas sudah ya, aku masuk dulu. Kapan-kapan aku dijenguk lhoh..hehe " ucap si gadis dengan manja, karena selama ramadhan ini akan ia habiskan bersama teman-teman di pesantren IT. 
Di sebuah rumah yang cukup besar itulah ia akan bertemu dan bersama teman-teman barunya yang akan menghabiskan ramadhan bersama.
Di sinilah mereka berkumpul, saling mengenal dengan mulai berinteraksi memosisikan diri dalam lingkungan barunya.
Setelah saling menyapa, berbasa basi sebentar mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan seputar perkembangan teknologi yang kian menarik untuk dipelajari. Tugas pertama kalinya mereka adalah menginstali berbagai aplikasi yang akan digunakan pada kegiatan-kegiatan selama ramadhan. Karena keasyikan dan kebingungan, bahkan mereka tidak menyadari bahwa matahari berbisik menyampaikan salam perpisahannya, waktu yang selalu ditunggu saat ramadhan, menjadi hal kedua yang terlupakan untuk diingat. Dengan perut yang kosong, seluruh peserta segera mengambil posisi untuk makan buka bersama di ruang yang diselimuti keheningan. Diam. Tanpa suara manusia yang menghiasi, hanya denting sendok dan piring yang saling menyapa. Berlanjut dengan sholat maghrib berjama’ah, lalu bersiap-siap sholat tarawih di mushola komplek sebelah.
-----H-2-----
Gema adzan menggema disetiap penjuru komplek, di ruangan yang tak begitu luas yang kira-kira hanya 2 x 5 meter, semua masih terlelap, terbuai dengan hayalan dalam mimpi-mimpi yang menghanyutkan. Entah pada detik keberapa baru terlihat tanda kehidupan,
“Bangun yuk,,,bangun. Waktunya sahur” berulang-ulang kalimat itu terucap. Entah yang keberapakalinya hanya lenguhan yang terdengar.
“Hmmm....”
“Oaah.....”
“Hey... ayo bangun. Bentar lagi imsak lho” ucap si gadis imut yang sejak pukul 03.00 tadi sudah terjaga, entah apa yang mengganggunya, atau memang sudah menjadi rutinitasnya.
“Hemm...ah, sudah jam berapa mbak?” tanya Vee sambil beringsut bangun, dan duduk. Salah satu santri yang cenderung lebih rikatan dan dewasa dibanding yang lain.
“Hehe... jam setengah empat nih, yuk sahur,” ucap Mal yang sedari tadi tak henti membangunkan yang lainnya.
Suasana sahur kali ini lebih terkesan seperti robot semua, duduk, makan, selesai langsung menghilang satu persatu tanpa sepatah kata apapun.
Sebuah kebiasaan yang dimanapun pasti menuai protes para emak dan bapak, tidur lagi setelah sahur. Pun dengan keadaan para santri disana, tak terkecuali. Hingga pada akhirnya....
“Mbak...mbak....” panggil kang panitia, lurus di depan kamar putri, tapi..
Hening.
“Mbak... ayo jama’ah” imbaunya lagi dengan kesabaran super tentunya.
“Emmm... iya kang. Mau persiapan dulu” ucap Vee menjawabi, sembari menggoyang-goyang tubuh Leen si Cabe Rawit dan si Zhan yang terlihat sedikit manja, dan konyol.
“Hmm... iya” jawab si Zhan, sambil terbangun dengan ekspresi malasnya, sementara Leen, tanpa ba bi bu langsung bablas ke kamar mandi dengan mata sedikit terpejam.
--Sahur Semangat--
“Jalan-jalan yuuks...biar sehat bugar” ajak Tan dengan begitu semangat dan ekspesifnya usai sholat subuh berjamaah. Disela-sela teman-temannya yang lagi sibuk melipat mukenah.
“Asshiyap...” jawab Leen dan Zhan hampir bersamaan.
“Eh.... kak tapi aku mau ke kamar mandi dulu” ucap Lheen menimpali
“Heem... ok. Cepat ya!” pinta Vee, menghimbau.
“Oke kaka” jawab Lheen
“Eh...kamu mau apa Lheen?” tanya Tan mengintrogasi
“Aku mau mandi dulu sebentar” jawab Lheen sambil sedikit berbisik
“Ah... aku juga mau ke kamar mandi dulu yaaa” ucap Tan menyuarakan isi hatinya. Sementara Mal, Vee, dan Zhan masih sibuk denngan urusanya sendiri-sendiri. Mal dengan gadgetnya, Vee dengan mushafnya, dan Zhan dengan gadget dan bantalnya, Tan siap-siap dengan peralatan mandinya.
“Lhoh kamu mau mandi???” tanya Vee curiga
“Iya lah Vee...sekalian, biar nanti tidak mandi lagi.” Jawab Tan dengan enteng
“Kesiangan lhoh... itu yang banin udah pada mau otw”
“Bentar kog” jawab Tan sambil tergopoh menuju kamar mandi.
Selang beberapa menit, terdengar suara panggilan dari kamar sebelah,
“Ayok mbak mau ikut jalan-jalan ndak ini?” ucap seorang diluar gerbang, yang sepertinya suara kang Didin, santri atau peserta yang paling blak-blakan ngomong dan tingkahnya.
“Hey... ayook, sudah ditunggu ini lhoh” tanpa menjawab pertanyaan, Vee berkoar-koar pada teman-teman di kamar lalu, segera menggedor pintu kamar mandi sebagai isyarat bahwa Tan sudah memakan begitu banyak waktu untuk mandi.
Karna tidak mendapat balasan, akhirnya Didin mencoba bertanya lagi,
“Hey Mbak, mau ikut ndak? Kalo ndak ga apa, kita jalan dulu”
“Oh iya...ditinggal aja, nanti Insyaallah nyusul,” jawab Mal yang mendengar pertanyaan untuk kedua kalinya.
Setelah semuanya selesai, barulah si cewe-cewe itu dengan senag hati melangkahkan kaki-kaki cantiknya untuk mengolahragakan tubuh di pagi hari yang penuh embun, dengan aura dingin yang membuat mata menolak setiap kantuk yang datang. Memberikan semangat pagi untuk menjalani hari yang begitu panjang berharap Petunjuk dan Ridho-Nya.
-----H-3-----
The Last Story
Maaf cerita selesai disini. Karna kuota “Word” sudah terlampaui
Untuk yang sudah membaca, Mau tau kelanjutannyaa???
Diteruskan sendiri yaaaa :p

Scroll to top

Formulir Kontak

KONTAK KAMI

Silahkan isi formulir di bawah ini untuk menghubungi kami

Nama

Email

Pesan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel